Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) :
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) |
Penggunaan ejaan yang tepat adalah
penggunaan ejaan yang sesuai dengan Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang
meliputi kaidah penulisan huruf, kata, unsur serapan, dan penulisan tanda baca
dalam kalimat.
Contoh penulisan dengan prinsip EYD:
1) Untuk menjadi atlet profesional, ia harus
memiliki konduite baik dan track record yang kuar biasa.
2) Meskipun usahanya belum berhasil, ia tidak
pernah mengeluh.
3) Buku itu mahal tetapi dibelinya
juga.
4) Buku ini berharga Rp50.000,00.
5) Ujian akan dilaksanakan dari tanggal 5
s.d. 10 Agustus 2006.
6) Tuhan memang Maha Esa, Mahakuasa, dan Maha
Pengasih. Oleh karena itu, kita harus selalu berdoa kepada-Nya.
Agar lebih memahami kaidah-kaidah dalam EYD ini hendaknya seorang
penulis selalu mempelajari sekaligus mempraktikkan prinsip-prinsip EYD tersebut
ketika menulis. Ejaan merupakan aturan tata bahasa tulis yang meliputi
penulisan huruf, pemakaian tanda baca, dan penulisan kata.
a. Penulisan Huruf Kapital
1.
Dipakai
sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat
Misalnya: Dia
mengantuk.
2. Dipakai sebagai huruf pertama petikan
langsung
Misalnya: Adik bertanya,"Kapan kita pulang?"
3. Dipakai sebagai huruf pertama dalam
ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci
Misalnya:
Mari kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.Saya beragama Islam, sedangkan
dia Kristen.
4. Dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan
Misalnya: Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim, Nabi Ibrahim
5. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya: Wakil Presiden Megawati, Gubernur Jawa Barat, Sekretaris
Jendral Departemen Pertanian
6. Dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur
nama orang
Misalnya: Dewi Sartika, Amir Hamzah
7. Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan bahasa
Misalnya:
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
8. Dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,
bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah
Misalnya:
tahun Hijrah, bulan Agustus, hari Jumat, hari Lebaran, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
9. Dipakai sebagai huruf pertama nama
geografi
Misalnya:
Asia Tenggara, Teluk Benggala, Kali Berantas, Gunung Semeru
10. Dipakai sebagai huruf pertama semua kata
dalam nama buku, majalah, judul karangan, kecuali kata depan dan kata sambung
yang tidak terletak pada posisi awal
Misalnya: Bacalah buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma!
11. Dipakai sebagai huruf pertama unsur
singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan
Misalnya:
Dr.,Prof.,Ny.,Sdr.
12. Dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan
Misalnya: "Kapan Bapak berangkat?
b. Penulisan Huruf Miring
1.
Dipakai
untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar.
Misalnya: Kutipan ini diambil dari majalah Tempo.
2. Dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan
Misalnya: Buatlah kalimat dengan berlepas
tangan.
3. Dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing.
Misalnya: Politik devide et impera pernah merajalela di negeri
ini.
c. Pemakaian Tanda Baca
1.
Tanda
Titik (.)
a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat
Misalnya: Saya sedang belajar bahasa Indonesia.
b) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka
jam, menit, dan detik
Misalnya:
pukul 10.35.20
c) Tanda titik dipakai di antara nama
penulis, judul tulisan, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan sengsara. Weltervreden: Balai Pustaka.
d) Tanda titik dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan atau kelipatannya
Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang
e) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan yang tidak menunjukkan jumlah
Misalnya: Ia
lahir pada tahun 1957 di Bandung. Nomor teleponnya 5400174
f)
Tanda
titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau
kepala ilustrasi, atau tabel
Misalnya:
Salah Asuhan
g) Tanda titik tidak dipakai di belakang
alamat dan tanggal surat.
Misalnya: Jakarta,
1 Juli 2012 (tanpa titik) ,Yth. Sdr. Moh. Hasan, Jalan Diponegoro 82 Jakarta (tampa
titik)
2.
Tanda
Koma (,)
a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur
dalam suatu perincian
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan
kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh
kata tetapi atau melainkan
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat.
Misalnya: Kalau hari hujan, saya tidak
akan datang.
d) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan
anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
e) Tanda koma dipakai di belakang kata
penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya: ...
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
f)
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh
Misalnya: Wah, bukan main!
g) Tanda koma dipakai untuk memisahkan
petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat
Misalnya:
Kata ibu, "Saya gembira sekali."
h) Tanda koma dipakai di antara nama dan
alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis beruntun.
Misalnya: Surat-surat
ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,
Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
i) Tanda
koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka
Misalnya:
Alisyahbana, Sutan Takdir. 1949. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid
1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakyat.
j) Tanda
koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya: B. Ratulangi, S.E.
k) Tanda koma dipakai untuk mengapit
keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya:
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.